tag:blogger.com,1999:blog-78002469715990103352024-02-18T20:25:25.222-08:00MADRASAH IBTIDAIYAH NAHDLATUL ULAMA 01 SURADADIAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.comBlogger13125tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-92082133319634225932013-05-02T05:14:00.001-07:002013-05-02T05:14:47.526-07:00Hardiknas ( Mengenang Ki Hajar Dewantara )<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhEDxey-WGuAivQwNRmCzfTdju7M1evxOlLel9XLeUIHQfis73x3ZaCvF3qL_gKt-qwHK98fZONnLjZQKr9Ksr3Z_G7go44w-RYAkmnXujvlHU3m_-r_G6LitbXpG_ItrjD0iMwEBrZYME/s1600/images.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjhEDxey-WGuAivQwNRmCzfTdju7M1evxOlLel9XLeUIHQfis73x3ZaCvF3qL_gKt-qwHK98fZONnLjZQKr9Ksr3Z_G7go44w-RYAkmnXujvlHU3m_-r_G6LitbXpG_ItrjD0iMwEBrZYME/s320/images.jpg" width="182" /></a>
Nama kecil ki hajar dewantara adalah raden mas suardi suryaningrat. Ia lahir dijogjakarta pada tanggal 2 mei 18889. Ia adalah seorang keturunan bangsawan keraton, cucu paku alam III. Seorang raja dijogjakarta. Meskipun ia keturunan bangsawan, suwardi suryaningrat tidak pernah menonjolkan gelar kebangsawanan nya. Ia selalu menganggap dirinya rakyat biasa. Semangat kebangsaan suardi tampak sejak beliau masik kanak-kanak. Suwardi sering berkelahi dengan anak-anak kulit putih yang congkak dan sombong serta suka merendahkan atau menghina anak-anak bangsa indonesia. Semangat kebangsaannya ini dibawa pula ketika suwardi masuk Europeesch lagere school (ELS). Sekolah ini merupakan sekolah dasar untuk anak-anak kulit putih. Hanya anak-anak bangsa terpilih saja yang boleh masuk kesekolah ini. Setelah menyelesaikan sekolahnya dijogjakarta, suwardi bersekolah di STOVIA, yaitu sekolah untuk mendidik dokter-dokter bangsa indonesia, dibatavia(Jakarta). Di Jakarta inilah pandangan kebangsaan suwardi semakin luas. Di STOVIA ini suwardi tumbuh menjadi remaja dan bergaul dengan pemuda-pemuda Indonesia yang berbeda bahasa, adat istiadat, dan agama. Disinilah suwardi mulai merasakan suasan Bhinneka tunggal ika.
Suwardi tidak sampai menamatkan pelajarannya di STOVIA. Kemudian ia bekerja pada pabrik gula bojong, purbalingga. Tidak lama kemudian ia pindah dan bekerja diapotek Rathkamp di Jogjakarta. Sepertinya pekerjaan jurnalistik lebih menarik dan lebih cocok dengan jiwanya. Karnanya, ia memilih jurnalis dan membantu beberapa surat kabar, seperti Sedyotomo (berbahasa jawa), Midden java (berbahasa belanda), De Express (berbahasa belanda), dan utusan india yang dipimpin H.O.S.Cokroaminoto. Atas permintaan Douwes Dekker, suwardi pindah kebandung, Dibandung ia memimpin surat kabar De Express. Pada waktu itu Douwes Dekker sedang mempersiapkan berdirinya sebuah partai dengan dasar kebangsaan.
Tanggal 25 desember 1912 indische partij didirikan oleh tiga serangkai yang terdiri dari Douwes dekker, yang kemudian dikenal sebagai dr. Danudirja setiabudi, Dr. Cipto mangunkusumo, dan raden mas suwardi suryaningrat. pada tahun 1913 pemerintah hindia belanda akan merayakan genap 100 tahun bebasnya negeri belanda dari penjajahan napoleon-prancis, suwardi mengangkat penanya. Ia menulis karangan "Seandainya aku seorang belanda".
Dalam karangan tersebut suwardi berkata "Tidak selayaknya bangsa indonesia turut serta merayakan kemerdekaan bangsa lain, yang justru mereka adalah bangsa yang menindas kita". Tulisan suwardi ini merupakan tamparan yang hebat bagi belanda. Akan tetapi suwardi selalu berjiwa ksatria. Tulisannya itu tidaklah kasar, tidak pula memaki-maki. Kata-katanya sungguh tepat, jitu, indah, dan bercampur dengan ejekan yang pedas. dalam tulisannya itu, berisi pula pandangan-pandangan yang dapat direnungkan baik oleh pihak belanda maupun bangsa kita sendiri.
Douwes Dekker, Cipto mangunkusumo. dan Suwardi suryaningrat benar-benar dianggap sebagai orang-orang yang membahayakan kedudukan pemerintah belanda. Akhirnya ketiga orang itu diusir dari indonesia kenegeri belanda. Sungguh pun mendapat hukuman buangan, semangat kemerdekaan suwardi tidak pernah patah.
Kegiatan politik suwardi diteruskan dinegeri belanda. Suwardi tetep berjuang untuk mencapai indonesia merdeka. Beliau aktif dalam Indische Vereeniging yang kemudian diubah namanya menjadi perhimpunan indonesia (PI). Selama dibelanda suwardi juga tidak lupa mempelajari dan mendalami masalah pendidikan dan pengajaran.
Tahun 1917 pemerintah belanda mencabut putusan pengasingan terhadap tokoh-tokoh Indische partij. Karna terjadi perang dunia I. Suwardi baru dapat pulang keIndonesia pada tahun 1919. Setelah lama berkecimpung dalam gelanggang politik, pada tahun 1921 suwardi mulia terjun kedunia pendidikan nasional
bangsanya. Mula-mula suwardi membantu disekolah Adidharma milik kakaknya, Suryopranoto. Suwardi berusaha mencapai kemerdekaan bangsanya melalui pendidikan nasional. Dibidang pendidikan dan kebudayaan, ternyata suwardi lebih berbakat dan berhasil. Bahkan nama suwardi suryaningrat alias Ki hajar dewantara lebih mashur dan harum sebagai tokoh pendidikan nasional Indonesia.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-80920531274954093652013-05-01T02:11:00.001-07:002013-05-01T02:49:35.496-07:00Album Calung Saat Mengiring Penganten Sunat ( 25 April 2013 )<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00845.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00845.jpg?w=300" alt="DSC00845" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-123" /></a>
<a name='more'></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00853.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00853.jpg?w=300" alt="DSC00853" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-124" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00854.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00854.jpg?w=300" alt="DSC00854" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-125" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00865.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00865.jpg?w=300" alt="DSC00865" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-126" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00867.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00867.jpg?w=300" alt="DSC00867" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-127" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00869.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00869.jpg?w=300" alt="DSC00869" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-128" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00892.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/dsc00892.jpg?w=300" alt="DSC00892" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-129" /></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-42700277518822974662013-05-01T02:09:00.004-07:002013-05-01T02:09:31.578-07:00Album sanggar Seni Calung<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/27896_232946573505992_2015555555_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/27896_232946573505992_2015555555_n.jpg?w=300" alt="27896_232946573505992_2015555555_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-44" /></a>
<a name='more'></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/75521_232946293506020_176830354_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/75521_232946293506020_176830354_n.jpg?w=300" alt="75521_232946293506020_176830354_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-45" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/282933_232946423506007_226064665_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/282933_232946423506007_226064665_n.jpg?w=300" alt="282933_232946423506007_226064665_n" width="300" height="194" class="alignnone size-medium wp-image-46" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/305576_126669374133713_962081409_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/305576_126669374133713_962081409_n.jpg?w=300" alt="305576_126669374133713_962081409_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-47" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/389604_126669527467031_736997804_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/389604_126669527467031_736997804_n.jpg?w=300" alt="389604_126669527467031_736997804_n" width="300" height="203" class="alignnone size-medium wp-image-48" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/479996_275844599216189_1502520568_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/479996_275844599216189_1502520568_n.jpg?w=300" alt="479996_275844599216189_1502520568_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-49" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/522540_275844685882847_1674483215_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/522540_275844685882847_1674483215_n.jpg?w=300" alt="522540_275844685882847_1674483215_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-50" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/555038_275844235882892_1555698964_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/555038_275844235882892_1555698964_n.jpg?w=300" alt="555038_275844235882892_1555698964_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-51" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/558838_115180328615951_1981931387_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/558838_115180328615951_1981931387_n.jpg?w=300" alt="558838_115180328615951_1981931387_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-52" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/562929_115182838615700_17109227_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/562929_115182838615700_17109227_n.jpg?w=300" alt="562929_115182838615700_17109227_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-53" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/578682_232946676839315_1143783232_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/578682_232946676839315_1143783232_n.jpg?w=300" alt="578682_232946676839315_1143783232_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-54" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/579047_120069028127081_1153827521_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/579047_120069028127081_1153827521_n.jpg?w=300" alt="579047_120069028127081_1153827521_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-55" /></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-18473634606297831382013-05-01T02:07:00.002-07:002013-05-01T02:07:50.730-07:00Album Pesta Siaga<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/36529_232946353506014_1371968320_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/36529_232946353506014_1371968320_n.jpg?w=300" alt="36529_232946353506014_1371968320_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-35" /></a>
<a name='more'></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/64055_232946740172642_272106263_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/64055_232946740172642_272106263_n.jpg?w=300" alt="64055_232946740172642_272106263_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-36" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/67913_232946570172659_279079964_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/67913_232946570172659_279079964_n.jpg?w=300" alt="67913_232946570172659_279079964_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-37" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/537539_232946416839341_1395389493_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/537539_232946416839341_1395389493_n.jpg?w=300" alt="537539_232946416839341_1395389493_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-38" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/563742_232946703505979_764615684_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/563742_232946703505979_764615684_n.jpg?w=158" alt="563742_232946703505979_764615684_n" width="158" height="300" class="alignnone size-medium wp-image-39" /></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-90050575960355419852013-05-01T02:06:00.004-07:002013-05-01T02:06:50.163-07:00Album upacara BenderaKegiatan Upacara Bendera
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/314262_115106888623295_1482432844_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/314262_115106888623295_1482432844_n.jpg?w=300" alt="314262_115106888623295_1482432844_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-20" /></a>
<a name='more'></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/523294_115109225289728_312589856_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/523294_115109225289728_312589856_n.jpg?w=300" alt="523294_115109225289728_312589856_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-21" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/523679_115104318623552_192487610_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/523679_115104318623552_192487610_n.jpg?w=300" alt="523679_115104318623552_192487610_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-22" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/536568_115107498623234_301704942_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/536568_115107498623234_301704942_n.jpg?w=300" alt="536568_115107498623234_301704942_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-23" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/538730_115105001956817_615298397_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/538730_115105001956817_615298397_n.jpg?w=300" alt="538730_115105001956817_615298397_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-24" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/552864_115107128623271_1274707442_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/552864_115107128623271_1274707442_n.jpg?w=300" alt="552864_115107128623271_1274707442_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-25" /></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/556474_115104535290197_967901569_n.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/556474_115104535290197_967901569_n.jpg?w=300" alt="556474_115104535290197_967901569_n" width="300" height="225" class="alignnone size-medium wp-image-26" /></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-63883415554958630112013-05-01T02:04:00.002-07:002013-05-01T02:04:16.647-07:00Galeri Photo RA Kartini <a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/457px-collectie_tropenmuseum_portret_van_raden_ajeng_kartini_tmnr_10018776.jpg"><img class="alignnone size-medium wp-image-107" alt="457px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Portret_van_Raden_Ajeng_Kartini_TMnr_10018776" src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/457px-collectie_tropenmuseum_portret_van_raden_ajeng_kartini_tmnr_10018776.jpg?w=228" width="228" height="300" /></a>
Raden Ajeng Kartini
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/428px-rm_sosroningrat.jpg"><img class="alignnone size-medium wp-image-108" alt="428px-RM_Sosroningrat" src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/428px-rm_sosroningrat.jpg?w=214" width="214" height="300" /></a>
R.M. Sosroningrat ( Ayah R.A Kartini )
<a name='more'></a>
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/collectie_tropenmuseum_studioportret_van_raden_ajeng_kartini_met_haar_ouders_zussen_en_broer_tmnr_10018778.jpg"><img class="alignnone size-medium wp-image-109" alt="COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Studioportret_van_Raden_Ajeng_Kartini_met_haar_ouders_zussen_en_broer_TMnr_10018778" src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/collectie_tropenmuseum_studioportret_van_raden_ajeng_kartini_met_haar_ouders_zussen_en_broer_tmnr_10018778.jpg?w=300" width="300" height="242" /></a>
Potret studio R.A. Kartini kecil dengan orangtua dan saudara-saudaranya. (Foto 1890-an)
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/422px-raden_adjeng_kartini.jpg"><img class="alignnone size-medium wp-image-110" alt="422px-Raden_Adjeng_Kartini" src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/422px-raden_adjeng_kartini.jpg?w=211" width="211" height="300" /></a>
Kartini bersama suaminya, R.M.A.A.Singgih Djojo Adhiningrat (1903)
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/401px-collectie_tropenmuseum_gesigneerd_portret_van_raden_ajeng_kartini_tmnr_10018775.jpg"><img class="alignnone size-medium wp-image-111" alt="401px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Gesigneerd_portret_van_Raden_Ajeng_Kartini_TMnr_10018775" src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/401px-collectie_tropenmuseum_gesigneerd_portret_van_raden_ajeng_kartini_tmnr_10018775.jpg?w=200" width="200" height="300" /></a>
Foto dengan tanda tangan RA Kartini
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/collectie_tropenmuseum_kabinetfoto_met_gesigneerde_portretten_van_de_drie_zussen_kartini_kardinah_en_roekmini_tmnr_60033327.jpg"><img class="alignnone size-medium wp-image-112" alt="COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Kabinetfoto_met_gesigneerde_portretten_van_de_drie_zussen_Kartini_Kardinah_en_Roekmini_TMnr_60033327" src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/collectie_tropenmuseum_kabinetfoto_met_gesigneerde_portretten_van_de_drie_zussen_kartini_kardinah_en_roekmini_tmnr_60033327.jpg?w=300" width="300" height="188" /></a>
Foto ini diambil oleh studio Charls & Co. Op. Di belakang foto itu adalah puisi tulisan tangan dalam Bahasa Belanda yang diterjemahkan sbb:
Ada merpati turun dari surga, melembut di atas alam. Putih seperti salju, halus seperti sutra, begitu cepat dalam kecepatan. Dalam mulutnya membawa sebuah batang semanggi Lembut hati-hati. Dimana tiga daun semanggi sesuai bersama. Merpati melemparkan batang dengan lembut ke bawah Dan segera terbang membuai dengan bertepuk tangan pergi ke surga lagi. Tetapi diberkatilah, diberkati, daun-daun Yang di sini menemukan kaki Mereka adalah Iman, dan Harapan dan Kasih yang bersama-sama sebagai satu
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/433px-makam_kartini.jpg"><img class="alignnone size-medium wp-image-113" alt="433px-Makam_Kartini" src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/433px-makam_kartini.jpg?w=216" width="216" height="300" /></a>
Makam R.A. Kartini di Bulu, RembangAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-58489634545243345982013-05-01T02:02:00.000-07:002013-05-01T02:02:44.341-07:00Biografi RA Kartini <a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/kartini_1.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/kartini_1.jpg?w=276" alt="kartini_1" width="276" height="300" class="alignnone size-medium wp-image-99" /></a>
Sewaktu RA Kartini dilahirkan, ayahnya masih berkedudukan sebagai Wedono Mayong, sedangkan ibunya adalah seorang wanita berasal dari desa Teluk Awur yaitu Mas Ajeng Ngasirah yang berstatus garwo ampil RMAA Sosroningrat Kakeknya (Romo RMAA Sosroningrat), Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun., sedangkan eyang RA Kartini dari pihak ibunya adalah seorang Ulama Besar pada jaman itu bernama Kyai Haji Modirono dan Hajjah Siti Aminah. Istri kedua ayahnya yang berstatus garwo padmi adalah putri bangsawan yang dikawini pada tahun 1875 keturunan langsung Raja Madura yaitu Raden Ajeng Woeryan (Moerjam) anak dari RAA Tjitrowikromo yang memegang jabatan Bupati Jepara sebelum RMAA Sosroningrat. Perkawinan dari kedua istrinya itu telah membuahkan putera sebanyak 11 (sebelas) orang. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara kandung Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa.
<a name='more'></a>
Dalam sebuah acara Sarasehan Budaya Seloso Legen di Universitas Negeri Semarang, Prof Dr.Damardjati Supadjar mengatakan bahwa Bung Karno selama hidupnya menyembah dua orang. Pertama, Ibunda Ida Ayu Nyoman Rai dan yang kedua adalah Raden Mas Panji Sosrokartono.
Saya tidak tahu apakah makna menyembah tersebut dalam arti sesungguhnya atau berupa sebuah penghormatan yang teramat sangat kepada kedua sosok tersebut. Bapak Prof Damardjati juga mengatakan bahwa RMP Sosrokartono adalah orang pertama yang seharusnya bergelar doktor, akan tetapi oleh Snouck Hungronje tidak diijinkan, karena beliau adalah inlander.
Lalu siapakah sebenarnya RMP Sosrokartono sehingga seorang Ir.Sukarno begitu menghormatinya atau bahkan menyembahnya. Tidak banyak rakyat Indonesia yang mengetahui tentang beliau, meskipun sekedar nama. Saya memahami hal ini, karena memang tidak ada media untuk membuat nama beliau dikenal termasuk dalam pelajaran sejarah selama ini.
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/img-2088.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/img-2088.jpg?w=266" alt="IMG-2088" width="266" height="300" class="alignnone size-medium wp-image-100" /></a>
RMP Sosrokartono atau dikenal dengan nama Pangeran dari Tanah Jawa, Prince Of Jawa adalah kakak kandung RA Kartini.
Raden Mas Panji Sosrokartono lahir di Mayong pada hari Rabu Pahing tanggal 10 April 1877 M. Beliau adalah putera R.M. Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Semenjak kecil beliau sudah mempunyai keistimewaan, beliau cerdas dan mempunyai kemampuan membaca masa depan.
Kakak dari ibu kita Kartini ini, setelah tamat dari Eropesche Lagere School di Jepara, melanjutkan pendidikannya ke H.B.S. di Semarang. Pada tahun 1898 meneruskan sekolahnya ke negeri Belanda. Mula-mula masuk di sekolah Teknik Tinggi di Leiden, tetapi merasa tidak cocok, sehingga pindah ke Jurusan Bahasa dan Kesusastraan Timur. Beliau merupakan mahasiswa Indonesia pertama yang meneruskan pendidikan ke negeri Belanda, yang pada urutannya disusul oleh putera-putera Indonesia lainnya. Dengan menggenggam gelar Docterandus in de Oostersche Talen dari Perguruan Tinggi Leiden, beliau mengembara ke seluruh Eropa, menjelajahi pelbagai pekerjaan.
Pada tahun 1917, koran Amerika The New York Herald Tribune, di kota Wina, Ibukota Austria, membuka lowongan kerja sebagai wartawan perang untuk meliput Perang Dunia I. Salah satu tes adalah menyingkat-padatkan sebuah berita dalam bahasa Perancis yang panjangnya satu kolom menjadi berita yang terdiri atas kurang lebih 30 kata, dan harus ditulis dalam 4 bahasa yaitu Inggris, Spanyol, Rusia dan Perancis sendiri. Drs Raden Mas Panji Sosrokartono, putra Bumiputra yang ikut melamar, berhasil memeras berita itu menjadi 27 kata, sedangkan para pelamar lainnya lebih dari 30 kata. Persyaratan lainnya juga bisa dipenuhi oleh RMP Sosrokartono sehingga akhirnya ia terpilih sebagai wartawan perang surat kabar bergengsi Amerika, The New York Herald Tribune.
Agar supaya pekerjaannya lancar ia juga diberi pangkat Mayor oleh Panglima Perang Amerika Serikat.
RMP Sosrokartono seorang poliglot, ahli banyak bahasa. Ia menguasai 40 bahasa asing dan 10 bahasa suku di tanah Nusantara. Sebelum ia menjadi wartawan the New York Herald Tribune, ia bekerja sebagai penterjemah di Wina, ibukota Austria. Di Wina ia terkenal sebagai seorang “jenius dari Timur”. Ia juga bekerja sebagai wartawan beberapa surat kabar dan majalah di Eropa. Di dalam buku ‘Memoir’ Drs Muhammad Hatta diceritakan kalau RMP Sosrokartono mendapat gaji $ 1.250 dari surat kabar Amerika. Dengan gaji sebesar itu ia dapat hidup mewah di Eropa.
Sebelum Perang Dunia I berakhir, pada bulan November 1918, RMP Sosrokartono terpilih oleh blok Sekutu menjadi penterjemah tunggal, karena ia satu-satunya pelamar yang memenuhi syarat-syarat mereka yaitu ahli bahasa dan budaya di Eropa dan juga bukan bangsa Eropa. Dalam ‘Memoir’ tulisan Drs Muhammad Hatta ditulis kalau RMP Sosrokartono juga menguasai bahasa Basque, menjadi penterjemah pasukan Sekutu kala melewati daerah suku Basque. Suku Basque adalah salah satu suku yang hidup di Spanyol. Ketika Perang Dunia I menjelang akhir, diadakan perundingan perdamaian rahasia antara pihak yang bertikai.
Pihak-pihak yang berunding naik kereta api yang kemudian berhenti di hutan Compaigne di Perancis Selatan. Di dalam kereta api, pihak yang bertikai melakukan perundingan perdamaian rahasia. Di sekitar tempat perundingan telah dijaga ketat oleh tentara dan tidak sembarangan orang apalagi wartawan boleh mendekati tempat perundingan dalam radius 1 km. Semua hasil perundingan perdamaian rahasia tidak boleh disiarkan, dikenakan embargo sampai perundingan yang resmi berlangsung. Dalam Sejarah Dunia, Perundingan Perdamaian Perang Dunia ke I yang resmi berlangsung di kota Versailles, di Perancis.
Ketika banyak wartawan yang mencium adanya ‘perundingan perdamaian rahasia’ masih sibuk mencari informasi, koran Amerika The New York Herald Tribune ternyata telah berhasil memuat hasil perundingan rahasia tersebut. Penulisnya ‘anonim’, cuma menggunakan kode pengenal ‘Bintang Tiga’. Kode tersebut di kalangan wartawan Perang Dunia ke I dikenal sebagai kode dari wartawan perang RMP Sosrokartono. Konon tulisan itu menggemparkan Amerika dan juga Eropa. Yang menjadi pertanyaan bagaimana RMP Sosrokartono bisa mendapat hasil perundingan perdamaian yang amat dirahasiakan dan dijaga ketat? Apakah RMP Sosrokartono menjadi penterjemah dalam perundingan rahasia tersebut? Kalau ia menjadi penterjemah dalam perundingan rahasia itu lalu bagaimana ia menyelundupkan beritanya keluar? Seandainya ia tidak menjadi penterjemah dalam perundingan perdamaian rahasia itu, sebagai wartawan perang, bagaimana caranya ia bisa mendapat hasil perundingan perdamaian rahasia tersebut? Sayangnya dalam buku Biografi RMP Sosrokartono tidak ada informasi mengenai hal ini. Namun tak dapat disangkal lagi, berita tulisan RMP Sosrokartono di koran New York Herald Tribune mengenai hasil perdamaian rahasia Perang Dunia I itu merupakan salah satu prestasi luar biasa Sosrokartono sebagai wartawan perang.
Tahun 1919 didirikan Liga Bangsa-Bangsa (League of Nations) atas prakarsa Presiden Amerika Serikat Woodrow Wilson. Dari tahun 1919 sampai 1921, RMP Sosrokartono, anak Bumiputra, mampu menjabat sebagai Kepala Penterjemah untuk semua bahasa yang digunakan di Liga Bangsa-Bangsa. Ia berhasil mengalahkan poliglot-poliglot dari Eropa dan Amerika sehingga meraih jabatan tersebut. Liga Bangsa-Bangsa kemudian berubah nama menjadi Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations Organization) pada tahun 1921. Tahun 1919 RMP Sosrokartono juga diangkat menjadi Atase Kebudayaan di Kedutaan Besar Perancis di Belanda.
Sampai suatu ketika terdengar berita tentang sakitnya seorang anak berumur ± 12 tahun. Anak itu adalah anak dari kenalannya yang menderita sakit keras, yang tak kunjung sembuh meki sudah diobati oleh beberapa dokter. Dengan dorongan hati yang penuh dengan cinta kasih dan hasrat yang besar untuk meringankan penderitaan orang lain, saat itu juga beliau menjenguk anak kenalannya yang sakit parah itu. Sesampainya di sana, beliau langsung meletakkan tangannya di atas dahi anak itu dan terjadilah sebuah keajaiban. Tiba-tiba si bocah yang sakit itu mulai membaik dengan hitungan detik, dan hari itu juga ia pun sembuh.
Kejadian itu membuat orang-orang yang tengah hadir di sana terheran-heran, termasuk juga dokter-dokter yang telah gagal menyembuhkan penyakit anak itu. Setelah itu, ada seorang ahli Psychiatrie dan Hypnose yang menjelaskan bahwa sebenarnya Drs. R.M.P. Sosrokartono mempunyai daya pesoonalijke magneetisme yang besar sekali yang tak disadari olehnya.
Mendengar penjelasan tersebut, akhirnya beliau merenungkan dirinya dan memutuskan menghentikan pekerjaannya di Jenewa dan pergi ke Paris untuk belajar Psychometrie dan Psychotecniek di sebuah perguruan tinggi di kota itu. Akan tetapi, karena beliau adalah lulusan Bahasa dan Sastra, maka di sana beliau hanya diterima sebagai toehoorder saja, sebab di Perguruan Tinggi tersebut secara khusus hanya disediakan untuk mahasiswa-mahasiswa lulusan medisch dokter.
Beliau kecewa, karena di sana beliau hanya dapat mengikuti mata kuliah yang sangat terbatas, tidak sesuai dengan harapan beliau. Di sela-sela hati yang memendam kecewa, datanglah ilham untuk kembali saja ke tanah airnya.
RMP Sosrokartono pulang ke tanah air tahun 1925. Ia kemudian menetap di kota Bandung. Supaya RMP Sosrokartono tidak ikut kegiatan politik yang sedang marak saat itu. RMP Sosrokartono kemudian ditawari berbagai jabatan dari Pemerintah Kolonial Belanda seperti jabatan Bupati, Adviseur Voor Inlandse Zaken dan Direktur pada Museum Bataviaasch Genootschaap Van Kunsten en Wetenschappen di Jakarta. Namun tawaran jabatan itu ditolak RMP Sosrokartono. RMP Sosrokartono memilih menjadi Kepala Sekolah di Perguruan Taman Siswa, nationale Middlebare School yang baru didirikan di Bandung.
Guru-guru di sekolah Taman Siswa itu antara lain Ir Soekarno, Dr Samsi, Mr Sunario dan Mr Usman Sastroamidjoyo. RMP Sosrokartono juga ikut aktif dalam kegiatan politik saat zaman pergerakan nasional Indonesia. Kegiatan Sosrokartono dapat dilihat dari laporan para pejabat kolonial Belanda. Dalam laporan rahasia tahun 1962 yang dibuat Van Der Plas pejabat Adviseur Voor Inlandse Zaken tertulis kalau Drs Sosrokartono termasuk pelopor gerakan nasional Indonesia dan tidak dapat dipercaya oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Laporan ‘Komisi Istimewa’ yang terdiri Herwerden dan Toxopeus langsung kepada Ratu Wilhelmina berisikan kalau Sosrokartono penganjur swadesi dan sangat berbahaya bagi berlangsungnya ketentraman dan kedamaian di Hindia Belanda.
Tahun 1927, RMP Sosrokartono terpaksa keluar dari Perguruan Taman Siswa karena tekanan Pemerintah Kolonial Belanda terhadapnya sudah tak tertahankan lagi. RMP Sosrokartono kemudian sering melakukan ‘tarak brata’, tidak mau menikmati kemewahan, bahkan dalam beberapa hari di tiap harinya beliau hanya makan dua buah cabe atau sebuah pisang. Selanjutnya ia jadi suka berpuasa tanpa berbuka dan bersahur, dan juga tidak tidur selama berhari-hari, biasanya sampai 40 hari lebih.
Dan pada 30 April 1930 ia mulai mengadakan penyembuhan spiritual dengan air putih yang dilakukan di tempat tinggalnya di Jalan Pungkur Bandung (sekarang Jl Dewi Sartika), yang kemudian disebut Darus Salam (Tempat Nan Damai). Orang Jawa yang berobat kepadanya menyebut beliau ‘Ndoro Sosro’, Orang Sunda menyebutnya ‘Dokter Cai’ atau ‘Juragan Dokter Cai Pengeran’ atau Dokter Alif, Orang Belanda dan Indo Belanda menyebutnya ‘Oom Sos’ dan kalangan kedokteran menyebutnya ‘Wonder Dokter’ (bahasa Belanda artinya dokter ajaib). Beliau tidak menikah, tidak punya murid dan wakil.
Pada hari Jum'at Pahing, tanggal 8 februari 1952 di rumah Jl. Pungkur No. 19 Bandung, yang terkenal dengan sebutan Dar-Oes-Salam, Drs. R.M.P. Sosrokartono kembali ke Sang Pencipta dengan tenang, tentram.
Presiden Soekarno memerintahkan AURI (Angkatan Udara Republik Indonesia) untuk mengantarkan jenazah RMP Sosrokartono dengan pesawat terbang militer ke kota Semarang. Jenazahnya kemudian dimakamkan di pemakaman keluarga Sedhomukti di kota Kudus.
Dalam buku Biografi RMP Sosrokartono tulisan Solichin Salam, Mr Ahmad Soebardjo, mantan ketua organisasi Perhimpunan Indonesia di Belanda, berkomentar kalau Drs Sosrokartono memang luar biasa di segala bidang kehidupan manusia baik lahir maupun batin. Sosrokartono senantiasa dicurigai oleh penjajah karena pengaruhnya di masyarakat Indonesia sangat besar. Dan Drs Sosrokartono dapat dibanggakan sebagai Putra Indonesia Sejati.
Kutipan komentar Prof Mr Muhammad Yamin tentang RMP Sosrokartono,
“..seorang putera Indonesia yang pernah berjuang, menderita dan mendapat kemenangan sampai pulang ke pangkuan bumi di makam Sedhomukti, setelah bekerja dengan menggerakkan perbagai tenaga untuk kebahagiaan manusia dan kemajuan bangsa. Bapak Sosrokartono adalah penganjur orang berilmu yang mengendalikan tenaga jasmani dan rohani untuk kebahagiaan Indonesia dan dunia, “
Kutipan komentar Bung Karno tentang RMP Sosrokartono.
“..Drs Sosrokartono almarhum adalah salah seorang sahabat saya dan beliau adalah seorang putera Indonesia yang besar, “
Bpk Ahmad Soebardjo, Bpk Muhammad Yamin dan Bung Karno adalah pahlawan-pahlawan Indonesia. Komentar-komentar mereka menunjukkan kalau RMP Sosrokartono seorang tokoh Indonesia yang besar. Raden Mas Panji Sosrokartono adalah pahlawan Indonesia yang kurang dikenal oleh masyarakat Indonesia sendiri. Banyak orang menyepelekan jabatan Sosrokartono sebagai Kepala Penerjamah di Liga Bangsa-Bangsa. Padahal jabatan itu yang sangat prestisius. Penterjemah di organisasi kelas dunia seperti Liga Bangsa-Bangsa pasti seorang ahli bahasa luar biasa. Menjadi penterjemah bertaraf internasional itu susah sekali. Apalagi kalau berhasil bekerja sebagai penterjemah di lembaga dunia seperti Liga Bangsa-Bangsa yang sekarang namanya Perserikatan Bangsa Bangsa
Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di desa Mayong kota Jepara, Jawa Tengah. Mula pertama udara segar yang dihirup RA Kartini adalah udara desa yaitu sebuah desa di Mayong yang terletak 22 km sebelum masuk jantung kota Jepara. Disinilah dia dilahirkan oleh seorang ibu dari kalangan rakyat biasa yang dijadikan garwo ampil oleh wedono Mayong RMAA Sosroningrat. Anak yang lahir itu adalah seorang bocah kecil dengan mata bulat berbinar-binar memancarkan cahaya cemerlang seolah menatap masa depan yang penuh tantangan.
Hari demi hari beliau tumbuh dalam suasana gembira, dia ingin bergerak bebas, berlari kian kemari, hal yang menarik baginya ia lakukan meskipun dilarang. Karena kebebasan dan kegesitannya bergerak ia mendapat julukan “TRINIL” dari ayahnya. Kemudian setelah kelahiran RA Kartini yaitu pada tahun 1880 lahirlah adiknya RA Roekmini dari garwo padmi. Pada tahun 1881 RMAA Sosroningrat diangkat sebagai Bupati Jepara dan beliau bersama keluarganya pindah ke rumah dinas Kabupaten di Jepara.
Pada tahun yang sama lahir pula adiknya yang diberi nama RA Kardinah sehingga si trinil senang dan genbira dengan kedua adiknya sebagai teman bermain. Lingkungan Pendopo Kabupaten yang luas lagi megah itu semakin memberikan kesempatan bagi kebebasan dan kegesitan setiap langkah RA Kartini.
Sifat serba ingin tahu RA Kartini inilah yang menjadikan orang tuanya semakin memperhatikan perkembangan jiwanya. Memang sejak semula RA Kartini paling cerdas dan penuh inisiatif dibandingkan dengan saudara perempuan lainnya. Dengan sifat kepemimpinan RA Kartini yang menyolok, jarang terjadi perselisihan diantara mereka bertiga yang dikenal dengan nama “TIGA SERANGKAI” meskipun dia agak diistimewakan dari yang lain.
Agar puterinya lebih mengenal daerah dan rakyatnya RMAA Sosroningrat sering mengajak ketiga puterinya tourney dengan menaiki kereta.
Ini semua hanya merupakan pendekatan secara terarah agar puterinya kelak akan mencintai rakyat dan bangsanya, sehingga apa yang dilihatnya dapat tertanam dalam ingatan RA Kartini dan adik-adiknya serta dapat mempengaruhi pandangan hidupnya setelah dewasa.
Saat mulai menginjak bangku sekolah “EUROPESE LAGERE SCHOOL” terasa bagi RA Kartini sesuatu yang menggembirakan. Karena sifat yang ia miliki dan kepandaiannya yang menonjol RA Kartini cepat disenangi teman-temannya. Kecerdasan otaknya dengan mudah dapat menyaingi anak-anak Belanda baik pria maupun wanitanya, dalam bahasa Belanda pun RA Kartini dapat diandalkan.
Menjelang kenaikan kelas di saat liburan pertama, NY. OVINK SOER DAN SUAMINYA MENGAJAK ra Kartini beserta adik-adiknya Roekmini dan Kardinah menikmati keindahan pantai bandengan yang letaknya 7 km ke Utara Kota Jepara, yaitu sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang memukau sebagaimana yang sering digambarkan lewat surat-suratnya kepada temannya Stella di negeri Belanda. RA Kartini dan kedua adiknya mengikuti Ny. Ovink Soer mencari kerang sambil berkejaran menghindari ombak, kepada RA Kartini ditanyakan apa nama pantai tersebut dan dijawab dengan singkat yaitu pantai Bandengan.
Kemudian Ny. Ovink Soer mengatakan bahwa di Holland pun ada sebuah pantai yang hamper sama dengan bandengan namanya “Klein Scheveningen” secara spontan mendengar itu RA Kartini menyela……..kalau begitu kita sebut saja pantai bandengan ini dengan nama Klein Scheveningen”.
Selang beberapa tahun kemudian setelah selesai pendidikan di EUROPASE LEGERE SCHOOL, RA Kartini berkehendak ke sekolah yang lebih tinggi, namun timbul keraguan di hati RA Kartini karena terbentur pada aturan adat apalagi bagi kaum ningrat bahwa wanita seperti dia harus menjalani pingitan.
Memang sudah saatnya RA Kartini memasuki masa pingitan karena usianya telah mencapai 12 tahun lebih, ini semua demi keprihatinan dan kepatuhan kepada tradisi ia harus berpisah pada dunia luar dan terkurung oleh tembok Kabupaten. Dengan semangat dan keinginannya yang tak kenal putus asa RA Kartini berupaya menambah pengetahuannya tanpa sekolah karena menyadari dengan merenung dan menangis tidaklah akan ada hasilnya, maka satu-satunya jalan untuk menghabiskan waktu adalah dengan tekun membaca apa saja yang di dapat dari kakak dan juga dari ayahnya.
Beliau pernah juga mengajukan lamaran untuk sekolah dengan beasiswa ke negeri Belanda dan ternyata dikabulkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, hanya saja dengan berbagai pertimbangan maka besiswa tersebut diserahkan kepada putera lainnya yang namanya kemudian cukup terkenal yaitu H. Agus Salim.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie. Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cintakarya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Walaupun RA Kartini tidak berkesempatan melanjutkan sekolahnya, namun himpunan murid-murid pertama Kartini yaitu sekolah pertama gadis-gadis priyayi Bumi Putera telah dibina diserambi Pendopo belakang kabupaten yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka.. Hari itu sekolah Kartini memasuki pelajaran apa yang kini dikenal dengan istilah Krida dimana RA Kartini sedang menyelesaikan lukisan dengan cat minyak. Murid-murid sekolahnya mengerjakan pekerjaan tangan masing-masing, ada yang menjahit dan ada yang membuat pola pakaian.
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini diSemarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah "Sekolah Kartini". Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokohPolitik Etis.
Adapun Bupati RMAA Sosroningrat dan Raden Ayu tengah menerima kedatangan tamu utusan yang membawa surat lamaran dari Bupati Rembang Adipati Djojoadiningrat yang sudah dikenal sebagai Bupati yang berpandangan maju dan modern. Tepat tanggal 12 November 1903 RA Kartini melangsungkan pernikannya dengan Bupati Rembang Adipati Djojodiningrat dengan cara sederhana.
Pada saat kandungan RA Kartini berusia 7 bulan, dalam dirinya dirasakan kerinduan yang amat sangat pada ibunya dan Kota Jepara yang sangat berarti dalam kehidupannya. Suaminya telah berusaha menghiburnya dengan musik gamelan dan tembang-tembang yang menjadi kesayangannya, namun semua itu membuat dirinya lesu.
Pada tanggal 13 September 1904 RA Kartini melahirkan seorang bayi laki-laki yang diberi nama Singgih/RM. Soesalit. Tetapi keadaan RA Kartini semakin memburuk meskipun sudah dilakukan perawatan khusus, dan akhirnya pada tanggal 17 September 1904 RA Kartini menghembuskan nafasnya yang terakhir pada usia 25 tahun. Setelah Kartini wafat, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul Door Duisternis tot Licht yang arti harfiahnya "Dari Kegelapan Menuju Cahaya". Buku kumpulan surat Kartini ini diterbitkan pada 1911. Buku ini dicetak sebanyak lima kali, dan pada cetakan terakhir terdapat tambahan surat Kartini.
Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dalam bahasa Melayu dengan judul yang diterjemahkan menjadi Habis Gelap Terbitlah Terang: Boeah Pikiran, yang merupakan terjemahan oleh Empat Saudara. Kemudian tahun 1938, keluarlah Habis Gelap Terbitlah Terang versi Armijn Pane seorang sastrawan Pujangga Baru. Armijn membagi buku menjadi lima bab pembahasan untuk menunjukkan perubahan cara berpikir Kartini sepanjang waktu korespondensinya. Versi ini sempat dicetak sebanyak sebelas kali. Surat-surat Kartini dalam bahasa Inggris juga pernah diterjemahkan oleh Agnes L. Symmers. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa Jawa dan Sunda.
Terbitnya surat-surat Kartini, seorang perempuan pribumi, sangat menarik perhatian masyarakat Belanda, dan pemikiran-pemikiran Kartini mulai mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa. Pemikiran-pemikiran Kartini yang tertuang dalam surat-suratnya juga menjadi inspirasi bagi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini.
Kini RA Kartini telah tiada, cita-cita dan perjuangannya telah dapat kita nikmati, kemajuan yang telah dicapai kaum wanita Indonesia sekarang ini adalah berkat goresan penanya semasa hidup yang kita kenal dengan buku “HABIS GELAP TERBITLAH TERANG”.
Pada surat-surat Kartini tertulis pemikiran-pemikirannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Sebagian besar surat-suratnya berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar. Kartini menulis ide dan cita-citanya, seperti tertulis: Zelf-ontwikkeling dan Zelf-onderricht, Zelf- vertrouwen dan Zelf-werkzaamheid dan juga Solidariteit. Semua itu atas dasar Religieusiteit, Wijsheid en Schoonheid (yaitu Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan), ditambah dengan Humanitarianisme (peri kemanusiaan) dan Nasionalisme (cinta tanah air).
Surat-surat Kartini juga berisi harapannya untuk memperoleh pertolongan dari luar. Pada perkenalan dengan Estelle "Stella" Zeehandelaar, Kartini mengungkap keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.
Pandangan-pandangan kritis lain yang diungkapkan Kartini dalam surat-suratnya adalah kritik terhadap agamanya. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami. Ia mengungkapkan tentang pandangan bahwa dunia akan lebih damai jika tidak ada agama yang sering menjadi alasan manusia untuk berselisih, terpisah, dan saling menyakiti. "...Agama harus menjaga kita daripada berbuat dosa, tetapi berapa banyaknya dosa diperbuat orang atas nama agama itu..." Kartini mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah.
Surat-surat Kartini banyak mengungkap tentang kendala-kendala yang harus dihadapi ketika bercita-cita menjadi perempuan Jawa yang lebih maju. Meski memiliki seorang ayah yang tergolong maju karena telah menyekolahkan anak-anak perempuannya meski hanya sampai umur 12 tahun, tetap saja pintu untuk ke sana tertutup. Kartini sangat mencintai sang ayah, namun ternyata cinta kasih terhadap sang ayah tersebut juga pada akhirnya menjadi kendala besar dalam mewujudkan cita-cita. Sang ayah dalam surat juga diungkapkan begitu mengasihi Kartini. Ia disebutkan akhirnya mengizinkan Kartini untuk belajar menjadi guru di Betawi, meski sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Belanda ataupun untuk masuk sekolah kedokteran di Betawi.
Keinginan Kartini untuk melanjutkan studi, terutama ke Eropa, memang terungkap dalam surat-suratnya. Beberapa sahabat penanya mendukung dan berupaya mewujudkan keinginan Kartini tersebut. Ketika akhirnya Kartini membatalkan keinginan yang hampir terwujud tersebut, terungkap adanya kekecewaan dari sahabat-sahabat penanya. Niat dan rencana untuk belajar ke Belanda tersebut akhirnya beralih ke Betawi saja setelah dinasihati oleh Nyonya Abendanon bahwa itulah yang terbaik bagi Kartini dan adiknya Rukmini.
Pada pertengahan tahun 1903 saat berusia sekitar 24 tahun, niat untuk melanjutkan studi menjadi guru di Betawi pun pupus. Dalam sebuah surat kepada Nyonya Abendanon, Kartini mengungkap tidak berniat lagi karena ia sudah akan menikah. "...Singkat dan pendek saja, bahwa saya tiada hendak mempergunakan kesempatan itu lagi, karena saya sudah akan kawin..." Padahal saat itu pihak departemen pengajaran Belanda sudah membuka pintu kesempatan bagi Kartini dan Rukmini untuk belajar di Betawi.
Saat menjelang pernikahannya, terdapat perubahan penilaian Kartini soal adat Jawa. Ia menjadi lebih toleran. Ia menganggap pernikahan akan membawa keuntungan tersendiri dalam mewujudkan keinginan mendirikan sekolah bagi para perempuan bumiputra kala itu. Dalam surat-suratnya, Kartini menyebutkan bahwa sang suami tidak hanya mendukung keinginannya untuk mengembangkan ukiran Jepara dan sekolah bagi perempuan bumiputra saja, tetapi juga disebutkan agar Kartini dapat menulis sebuah buku.
Perubahan pemikiran Kartini ini menyiratkan bahwa dia sudah lebih menanggalkan egonya dan menjadi manusia yang mengutamakan transendensi, bahwa ketika Kartini hampir mendapatkan impiannya untuk bersekolah di Betawi, dia lebih memilih berkorban untuk mengikuti prinsip patriarki yang selama ini ditentangnya, yakni menikah dengan Adipati Rembang.
Kartini yang merasa tidak bebas menentukan pilihan bahkan merasa tidak mempunyai pilihan sama sekali karena dilahirkan sebagai seorang wanita, juga selalu diperlakukan beda dengan saudara maupun teman-temannya yang pria, serta perasaan iri dengan kebebasan wanita-wanita Belanda, akhirnya menumbuhkan keinginan dan tekad di hatinya untuk mengubah kebiasan kurang baik itu. Belakangan ini, penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar agak diperdebatkan. Dengan berbagai argumentasi, masing-masing pihak memberikan pendapat masing-masing. Masyarakat yang tidak begitu menyetujui, ada yang hanya tidak merayakan Hari Kartini namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember.
Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya. Namun yang lebih ekstrim mengatakan, masih ada pahlawan wanita lain yang lebih hebat daripada RA Kartini. Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Dan berbagai alasan lainnya. Sedangkan mereka yang pro malah mengatakan Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja melainkan adalah tokoh nasional artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah dalam skop nasional. Sekalipun Sumpah Pemuda belum dicetuskan waktu itu, tapi pikiran-pikirannya tidak terbatas pada daerah kelahiranya atau tanah Jawa saja. Kartini sudah mencapai kedewasaan berpikir nasional sehingga nasionalismenya sudah seperti yang dicetuskan oleh Sumpah Pemuda 1928.
Terlepas dari pro kontra tersebut, dalam sejarah bangsa ini kita banyak mengenal nama-nama pahlawan wanita kita seperti Cut Nya’ Dhien, Cut Mutiah, Nyi. Ageng Serang, Dewi Sartika, Nyi Ahmad Dahlan, Ny. Walandouw Maramis, Christina Martha Tiahohu, dan lainnya. Mereka berjuang di daerah, pada waktu, dan dengan cara yang berbeda. Ada yang berjuang di Aceh, Jawa, Maluku, Menado dan lainnya. Ada yang berjuang pada zaman penjajahan Belanda, pada zaman penjajahan Jepang, atau setelah kemerdekaan. Ada yang berjuang dengan mengangkat senjata, ada yang melalui pendidikan, ada yang melalui organisasi maupun cara lainnya. Mereka semua adalah pejuang-pejuang bangsa, pahlawan-pahlawan bangsa yang patut kita hormati dan teladani.
Raden Ajeng Kartini sendiri adalah pahlawan yang mengambil tempat tersendiri di hati kita dengan segala cita-cita, tekad, dan perbuatannya. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi. Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang <a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/habis_gelap_terbitlah_terang.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/habis_gelap_terbitlah_terang.jpg?w=208" alt="Habis_gelap_terbitlah_terang" width="208" height="300" class="alignnone size-medium wp-image-101" /></a>
Pada 1922, oleh Empat Saudara, Door Duisternis Tot Licht disajikan dalam bahasa Melayu dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang; Boeah Pikiran. Buku ini diterbitkan oleh Balai Pustaka. Armijn Pane, salah seorang sastrawan pelopor Pujangga Baru, tercatat sebagai salah seorang penerjemah surat-surat Kartini ke dalam Habis Gelap Terbitlah Terang. Ia pun juga disebut-sebut sebagai Empat Saudara.
Pada 1938, buku Habis Gelap Terbitlah Terang diterbitkan kembali dalam format yang berbeda dengan buku-buku terjemahan dari Door Duisternis Tot Licht. Buku terjemahan Armijn Pane ini dicetak sebanyak sebelas kali. Selain itu, surat-surat Kartini juga pernah diterjemahkan ke dalambahasa Jawa dan bahasa Sunda. Armijn Pane menyajikan surat-surat Kartini dalam format berbeda dengan buku-buku sebelumnya. Ia membagi kumpulan surat-surat tersebut ke dalam lima bab pembahasan. Pembagian tersebut ia lakukan untuk menunjukkan adanya tahapan atau perubahan sikap dan pemikiran Kartini selama berkorespondensi. Pada buku versi baru tersebut, Armijn Pane juga menciutkan jumlah surat Kartini. Hanya terdapat 87 surat Kartini dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang". Penyebab tidak dimuatnya keseluruhan surat yang ada dalam buku acuan Door Duisternis Tot Licht, adalah terdapat kemiripan pada beberapa surat. Alasan lain adalah untuk menjaga jalan cerita agar menjadi seperti roman. Menurut Armijn Pane, surat-surat Kartini dapat dibaca sebagai sebuah roman kehidupan perempuan. Ini pula yang menjadi salah satu penjelasan mengapa surat-surat tersebut ia bagi ke dalam lima bab pembahasan.
Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya
Surat-surat Kartini juga diterjemahkan oleh Sulastin Sutrisno. Pada mulanya Sulastin menerjemahkan Door Duisternis Tot Licht di Universitas Leiden, Belanda, saat ia melanjutkan studi di bidang sastra tahun 1972. Salah seorang dosen pembimbing di Leiden meminta Sulastin untuk menerjemahkan buku kumpulan surat Kartini tersebut. Tujuan sang dosen adalah agar Sulastin bisa menguasai bahasa Belanda dengan cukup sempurna. Kemudian, pada 1979, sebuah buku berisi terjemahan Sulastin Sutrisno versi lengkap Door Duisternis Tot Licht pun terbit.
Buku kumpulan surat versi Sulastin Sutrisno terbit dengan judul Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya. Menurut Sulastin, judul terjemahan seharusnya menurut bahasa Belanda adalah: "Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsa Jawa". Sulastin menilai, meski tertulis Jawa, yang didamba sesungguhnya oleh Kartini adalah kemajuan seluruh bangsa Indonesia.
Buku terjemahan Sulastin malah ingin menyajikan lengkap surat-surat Kartini yang ada pada Door Duisternis Tot Licht. Selain diterbitkan dalam Surat-surat Kartini, Renungan Tentang dan Untuk Bangsanya, terjemahan Sulastin Sutrisno juga dipakai dalam buku Kartini, Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan Suaminya.
Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904
Buku lain yang berisi terjemahan surat-surat Kartini adalah Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904. Penerjemahnya adalah Joost Coté. Ia tidak hanya menerjemahkan surat-surat yang ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Joost Coté juga menerjemahkan seluruh surat asli Kartini pada Nyonya Abendanon-Mandri hasil temuan terakhir. Pada buku terjemahan Joost Coté, bisa ditemukan surat-surat yang tergolong sensitif dan tidak ada dalam Door Duisternis Tot Licht versi Abendanon. Menurut Joost Coté, seluruh pergulatan Kartini dan penghalangan pada dirinya sudah saatnya untuk diungkap.
Buku Letters from Kartini, An Indonesian Feminist 1900-1904 memuat 108 surat-surat Kartini kepada Nyonya Rosa Manuela Abendanon-Mandri dan suaminya JH Abendanon. Termasuk di dalamnya: 46 surat yang dibuat Rukmini, Kardinah, Kartinah, dan Soematrie.
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/samak_pangil_aku_kartini_saja.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/samak_pangil_aku_kartini_saja.jpg?w=197" alt="Samak_Pangil_Aku_Kartini_Saja" width="197" height="300" class="alignnone size-medium wp-image-102" /></a>
Panggil Aku Kartini Saja
Panggil Aku Kartini Saja, dikompilasi oleh Pramoedya Ananta Toer.
Selain berupa kumpulan surat, bacaan yang lebih memusatkan pada pemikiran Kartini juga diterbitkan. Salah satunya adalah Panggil Aku Kartini Saja karya Pramoedya Ananta Toer. Buku Panggil Aku Kartini Saja terlihat merupakan hasil dari pengumpulan data dari berbagai sumber oleh Pramoedya.
Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya
Akhir tahun 1987, Sulastin Sutrisno memberi gambaran baru tentang Kartini lewat buku Kartini Surat-surat kepada Ny RM Abendanon-Mandri dan suaminya. Gambaran sebelumnya lebih banyak dibentuk dari kumpulan surat yang ditulis untuk Abendanon, diterbitkan dalam Door Duisternis Tot Licht.
Kartini dihadirkan sebagai pejuang emansipasi yang sangat maju dalam cara berpikir dibanding perempuan-perempuan Jawa pada masanya. Dalam surat tanggal 27 Oktober 1902, dikutip bahwa Kartini menulis pada Nyonya Abendanon bahwa dia telah memulai pantangan makan daging, bahkan sejak beberapa tahun sebelum surat tersebut, yang menunjukkan bahwa Kartini adalah seorang vegetarian.[3] Dalam kumpulan itu, surat-surat Kartini selalu dipotong bagian awal dan akhir. Padahal, bagian itu menunjukkan kemesraan Kartini kepada Abendanon. Banyak hal lain yang dimunculkan kembali oleh Sulastin Sutrisno.
Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903
Sebuah buku kumpulan surat kepada Stella Zeehandelaar periode 1899-1903 diterbitkan untuk memperingati 100 tahun wafatnya. Isinya memperlihatkan wajah lain Kartini. Koleksi surat Kartini itu dikumpulkan Dr Joost Coté, diterjemahkan dengan judul Aku Mau ... Feminisme dan Nasionalisme. Surat-surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903.
"Aku Mau ..." adalah moto Kartini. Sepenggal ungkapan itu mewakili sosok yang selama ini tak pernah dilihat dan dijadikan bahan perbincangan. Kartini berbicara tentang banyak hal: sosial, budaya, agama, bahkan korupsi.
Kontroversi
<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/collectie_tropenmuseum_hari_kartini_tmnr_60033701.jpg"><img src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/collectie_tropenmuseum_hari_kartini_tmnr_60033701.jpg?w=300" alt="COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Hari_Kartini_TMnr_60033701" width="300" height="220" class="alignnone size-medium wp-image-103" /></a>
Ada kalangan yang meragukan kebenaran surat-surat Kartini. Ada dugaan J.H. Abendanon, Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan saat itu, merekayasa surat-surat Kartini. Kecurigaan ini timbul karena memang buku Kartini terbit saat pemerintahan kolonial Belanda menjalankan politik etis di Hindia Belanda, dan Abendanon termasuk yang berkepentingan dan mendukung politik etis. Hingga saat ini pun sebagian besar naskah asli surat tak diketahui keberadaannya. Menurut almarhumah Sulastin Sutrisno, jejak keturunan J.H. Abendanon pun sukar untuk dilacak Pemerintah Belanda.
Penetapan tanggal kelahiran Kartini sebagai hari besar juga agak diperdebatkan. Pihak yang tidak begitu menyetujui, mengusulkan agar tidak hanya merayakan Hari Kartini saja, namun merayakannya sekaligus dengan Hari Ibu pada tanggal 22 Desember. Alasan mereka adalah agar tidak pilih kasih dengan pahlawan-pahlawan wanita Indonesia lainnya, karena masih ada pahlawan wanita lain yang tidak kalah hebat dengan Kartini seperti Cut Nyak Dhien, Martha Christina Tiahahu,Dewi Sartika dan lain-lain.Menurut mereka, wilayah perjuangan Kartini itu hanyalah di Jepara dan Rembang saja, Kartini juga tidak pernah memanggul senjata melawan penjajah. Sikapnya yang pro terhadap poligami juga bertentangan dengan pandangan kaum feminis tentang arti emansipasi wanita. Dan berbagai alasan lainnya. Pihak yang pro mengatakan bahwa Kartini tidak hanya seorang tokoh emansipasi wanita yang mengangkat derajat kaum wanita Indonesia saja, melainkan adalah tokoh nasional; artinya, dengan ide dan gagasan pembaruannya tersebut dia telah berjuang untuk kepentingan bangsanya. Cara pikirnya sudah melingkupi perjuangan nasional.
Peringatan Hari Kartini
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
Nama jalan di Belanda
- Utrecht: Di Utrecht Jalan R.A. Kartini atau Kartinistraat merupakan salah satu jalan utama, berbentuk 'U' yang ukurannya lebih besar dibanding jalan-jalan yang menggunakan nama tokoh perjuangan lainnya seperti Augusto Sandino, Steve Biko, Che Guevara, Agostinho Neto.
- Venlo: Di Venlo Belanda Selatan, R.A. Kartinistraat berbentuk 'O' di kawasan Hagerhof, di sekitarnya terdapat nama-nama jalan tokoh wanitaAnne Frank dan Mathilde Wibaut.
- Amsterdam: Di wilayah Amsterdam Zuidoost atau yang lebih dikenal dengan Bijlmer, jalan Raden Adjeng Kartini ditulis lengkap. Di sekitarnya adalah nama-nama wanita dari seluruh dunia yang punya kontribusi dalam sejarah: Rosa Luxemburg, Nilda Pinto, Isabella Richaards.
- Haarlem: Di Haarlem jalan Kartini berdekatan dengan jalan Mohammed Hatta, Sutan Sjahrir dan langsung tembus ke jalan Chris Soumokilpresiden kedua Republik Maluku Selatan.
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-51730931421041708532013-05-01T00:57:00.002-07:002013-05-01T11:39:54.137-07:00PESONA KELEMBUTAN ISLAM<a href="http://myniceprofile.com/religious-94838.html" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" title="Religious Comments Pictures"><img alt="Religious Comments Pictures" border="0" height="200" src="http://i.myniceprofile.com/948/94838.gif" width="150" /></a><br />
<a href="http://myniceprofile.com/" title="Religious Comments Pictures"></a>
Di antara akhlak Nabi Saw. yang paling menonjol, beliau adalah pribadi yang lemah-lembut. Kesaksian semua orang yang pernah semasa dengan beliau, menggambarkan bahwa beliau tidak pernah berkata kasar, tidak pernah mengumpat, dan tidak pernah berlaku bengis. Bahkan, beliau Saw. tidak pernah marah, kecuali terhadap perbuatan yang melanggar kehormatan agama.
Dalam ungkapan yang singkat, Dr. Yusuf al-Qardhawi mengatakan, “Barangsiapa membaca sunnah Rasul Saw., baik dalam perkataan maupun perbuatan, maka akan menemukan pancaran kelemahlembutan dalam berdakwah dan interaksi sehari-hari.”
<br />
<a name='more'></a>Ada beberapa hikmah yang bisa kita peroleh dari perangai lemah-lembut, seperti telah dicontohkan oleh Nabi Saw. Yaitu di antaranya: Pertama, kelemahlembutan bisa membuat kita menjadi pribadi yang indah. Secara garis besar, Allah Swt. mengkaruniakan dua keindahan kepada manusia: keindahan fisik, dan keindahan kepribadian. Manusia pada umumnya mudah terpukau oleh keindahan fisik. Namun, keindahan fisik ini akan segera kehilangan kesan bila tingkah-laku dan kata-katanya kasar. Di sinilah, kelemahlembutan menjadi kunci untuk mewujudkan pribadi yang indah. Nabi Saw. bersabda:
"إن الله يعطي على الرفق ما لا يعطي على العنف, وما لا يعطي على ما سواه".
“Sesungguhnya Allah memberi (keutamaan) kepada kelemahlembutan, yang tidak diberikanNya kepada kekerasan, dan tidak juga diberikanNya kepada (sifat-sifat) yang lain.” (HR. Muslim dari ‘Aisyah ra.)
Dalam kesempatan lain, Nabi Saw. bersabda:
"إن الرفق لا يكون في شيء إلا زانه, ولا ينزع من شيء إلا شانه".
“Sesungguhnya kelemahlembutan tidak melekat pada sebuah pribadi kecuali sebagai perhiasan, dan tidak terlepas darinya kecuali sebagai keaiban.” (HR. Muslim)
Kedua, kelemahlembutan bisa membentuk orang-orang dan lingkungan di sekitar kita. Banyak Sahabat radhiyalLahu ta’âlâ ‘anhum yang memperoleh hidayah (masuk Islam) setelah menyaksikan pribadi Nabi Saw. yang lemah-lembut. Salah satunya: Tsumâmah bin Atsâl ra.
Suatu hari, Tsumâmah yang masih musyrik tertangkap dalam sebuah peperangan melawan kaum Muslimin. Ketika Nabi Saw. menjenguk para tawanan, beliau sempat bertanya kepada Tsumâmah, “Apa yang ingin kau katakana, wahai Tsumâmah?”
Tsumâmah menjawab, “Jika kau hendak membunuhku, hai Muhammad, sesungguhnya kau membunuh seseorang yang memiliki pengaruh kuat. Jika mau berbuat baik kepadaku, maka kau berbuat baik kepada orang yang tahu berterima kasih. Dan jika kau ingin harta tebusan, sebutkan saja berapa pun jumlahnya, pasti akan aku bayar.”
Namun Nabi Saw. tidak memerintahkan untuk membunuh Tsumâmah, atau meminta tebusan darinya. Beliau Saw. malah mengingatkan para Sahabat ra. agar merawat Tsumâmah dan tawanan lainnya dengan baik.
Demikianlah, sampai tiga kali kesempatan Nabi Saw. menanyakan hal yang sama kepada Tsumâmah, ia terus menantang untuk dibunuh saja atau membayar tebusan dalam jumlah yang besar.
Setelah para tawanan tersebut dirawat hingga pulih kondisi mereka, alih-alih mereka dibunuh atau dimintai uang tebusan; Nabi Saw. dengan senyum mengembang malah membebaskan mereka tanpa syarat dan menyuruh mereka untuk kembali kepada keluarga masing.
Tsumâmah pun beranjak meninggalkan Nabi Saw dan para Sahabat ra. Namun tak lama berselang, ia kembali menghadap Nabi Saw., mengikrarkan keislamannya. Lalu ia berkata, “Sungguh, wahai Rasulullah, sebelum ini tiada orang yang paling saya benci di dunia selain anda. Tapi sekarang anda menjadi orang yang paling saya cintai di dunia ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ketiga, kelemahlembutan adalah pelindung hati dari noda dan penyakit kalbu. Yang perlu disadari, ketika kita berkata kasar dan mengumpat, sebenarnya kita tidak sedang merugikan orang lain. Tapi, terlebih lagi, kita sedang menodai hati kita sendiri, mengotorinya dengan kekasaran, serta membuatnya menjadi keras.
Suatu kali, Nabi Saw. tengah dudukbersama Aisyah ra. Lalu melintaslah sekelompok orang Yahudi di hadapan beliau. Tiba-tiba mereka menyapa Nabi Saw. dengan memelesetkan ungkapan “Assalâmu’alaikum” menjadi “Assâmu ‘alaika”—kebinasaan atasmu, hai Muhammad.
Mendengar serapah orang-orang Yahudi itu, Aisyah ra. naik pitam dan balik memaki mereka. Namun Nabi Saw. segera menenangkan Aisyah ra. dan memintanya agar tidak mengotori mulut dan hatinya dengan kekasaran dan kebencian. Lalu beliau memberikan alasan:
"إن الله رفيق ويحب الرفق في الأمر كله".
“Sesungguhnya Allah Swt. lembut, dan menyukai kelemahlembutan dalam segala hal.” (HR. al-Bukhari)
Lemah-lembut dalam tutur kata, lemah-lembut dalam canda, serta lemah-lembut dalam tingkah-laku ternyata merupakan salah satu keteladanan yang paling menonjol dalam diri Rasulullah Saw. Dan saat ini, dalam keseharian kita, baik dalam lingkup kehidupan sosial yang paling kecil hingga yang paling besar; betapa kita menghajatkan keteladanan ini demi terus menjaga keseimbangan sosial yang kita miliki. Toh Allah Swt. telah berfirman:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagimu; yaitu bagi orang-orang yang mengharap (keridhaan) Allah…” (Al-Ahzâb; 21)
Kelemahlembutan bukan indikasi ketidakberdayaan, tetapi merupakan tanda kemampuan untuk mengendalikan diri. Sebaliknya, kekasaran bukan tanda kekuasaan, namun tanda kerapuhan emosional dan kelemahan kepribadian.
Pada titik singgung ini, Nabi Saw. bersabda:
"إذا أحبّ الله عبدا أعطاه الرفق. وما من أهل بيت يحرّمون الرفق إلا حرّموا الخير".
“Apabila Allah Swt. menyukai seorang hamba, maka Ia akan mengkaruniainya kelemahlembutan. Dan barangsiapa dari keluargaku yang mengharamkan/menjauhi kelemahlembutan, maka sesungguhnya dia telah menjauhi kebaikan.” (HR. Muslim dan Abu Dawud)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-86020496864239166882013-05-01T00:56:00.003-07:002013-05-01T00:56:33.415-07:00LIMA POIN PENDIDIKAN ANAK DALAM ISLAMBunda, apakah ilmumu hari ini? Sudahkah kau siapkan dirimu untuk masa depan anak-anakmu? Bunda, apakah kau sudah menyediakan tahta untuk tempat kembali anakmu? Di negeri yang Sebenarnya. Di Negeri Abadi? Bunda, mari kita mengukir masa depan anak-anak kita. Bunda, mari persiapkan diri kita untuk itu.
<a href="http://myniceprofile.com/school-44875.html" title="School Comments Pictures"><img src="http://i.myniceprofile.com/448/44875.gif" alt="School Comments Pictures" border="0"></a><br><a href="http://myniceprofile.com/" title="School Comments Pictures"></a>
Hal pertama Bunda, tahukah dikau bahwa kesuksesan adalah cita-cita yang panjang dengan titik akhir di Negeri Abadi? Belumlah sukses jika anakmu menyandang gelar atau jabatan yang tertinggi, atau mengumpulkan kekayaan terbanyak. Belum Bunda, bahkan sebenarnya itu semua tak sepenting nilai ketaqwaan. Mungkin itu semua hanyalah jalan menuju ke Kesuksesan Sejati. Atau bahkan, bisa jadi, itu semua malah menjadi penghalang Kesuksesan Sejati.
<a name='more'></a>
Gusti Allah Yang Maha Mencipta Berkata dalam KitabNya:
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (QS 3:185)
Begitulah Bunda, hidup ini hanya kesenangan yang menipu, maka janganlah tertipu dengan tolok ukur yang semu. Pancangkanlah cita-cita untuk anak-anakmu di Negeri Abadi, ajarkanlah mereka tentang cita-cita ini. Bolehlah mereka memiliki beragam cita-cita dunia, namun janganlah sampai ada yang tak mau punya cita-cita Akhirat.
Kedua, setelah memancangkan cita-cita untuk anak-anakmu, maka cobalah memulai memahami anak-anakmu. Ada dua hal yang perlu kau amati:
Pertama, amati sifat-sifat khasnya masing-masing. Tidak ada dua manusia yang sama serupa seluruhnya. Tiap manusia unik. Pahami keunikan masing-masing, dan hormati keunikan pemberian Allah SWT.
Yang kedua, Bunda, fahami di tahap apa saat ini si anak berada. Allah SWT mengkodratkan segala sesuatu sesuai tahapan atau prosesnya. Anak-anak yang merupakan amanah pada kita ini, juga dibesarkan dengan tahapan-tahapan.
Tahapan sebelum kelahirannya merupakan alam arwah. Di tahap ini kita mulai mendidiknya dengan kita sendiri menjalankan ibadah, amal ketaatan pada Allah dan juga dengan selalu menjaga hati dan badan kita secara prima. Itulah kebaikan-kebaikan dan pendidikan pertama kita pada buah hati kita.
Pendidikan anak dalam Islam, menurut Sahabat Ali bin Abitahalib ra, dapat dibagi menjadi 3 tahapan/ penggolongan usia:
Tahap BERMAIN (“la-ibuhum”/ajaklah mereka bermain), dari lahir sampai kira-kira 7 tahun.
Tahap PENANAMAN DISIPLIN (“addibuhum”/ajarilah mereka adab) dari kira-kira 7 tahun sampai 14 tahun.
Tahap KEMITRAAN (“roofiquhum”/jadikanlah mereka sebagai sahabat) kira-kira mulai 14 tahun ke atas.
Ketiga tahapan pendidikan ini mempunyai karakteristik pendekatan yang berbeda sesuai dengan perkembangan kepribadian anak yang sehat. Begitulah kita coba memperlakukan mereka sesuai dengan sifat-sifatnya dan tahapan hidupnya.
Hal ketiga adalah memilih metode pendidikan. Setidaknya, dalam buku dua orang pemikir Islam, yaitu Muhammad Quthb (Manhaj Tarbiyah Islamiyah) dan Abdullah Nasih ’Ulwan (Tarbiyatul Aulad fil Islam), ada lima Metode Pendidikan dalam Islam.
Yang pertama adalah melalui Keteladanan atau Qudwah, yang kedua adalah dengan Pembiasaan atau Aadah, yang ketiga adalah melalui Pemberian Nasehat atau Mau’izhoh, yang keempat dengan melaksanakan Mekanisme Kontrol atau Mulahazhoh, sedangkan yang terakhir dan merupakan pengaman hasil pendidikan adalah Metode Pendidikan melalui Sistem sangsi atau Uqubah.
Bunda, jangan tinggalkan satu-pun dari ke lima metode tersebut, meskipun yang terpenting adalah Keteladanan (sebagai metode yang paling efektif).
Setelah bicara Metode, ke empat adalah Isi Pendidikan itu sendiri. Hal-hal apa saja yang perlu kita berikan kepada mereka, sebagai amanah dari Allah SWT. Setidak-tidaknya ada 7 bidang. Ketujuh Bidang Tarbiyah Islamiyah tersebut adalah: (1) Pendidikan Keimanan (2) Pendidikan Akhlaq (3) Pendidikan Fikroh/ Pemikiran (4) Pendidikan Fisik (5) Pendidikan Sosial (6) Pendidikan Kejiwaan/ Kepribadian (7) Pendidikan Kejenisan (sexual education). Hendaknya semua kita pelajari dan ajarkan kepada mereka.
Ke lima, kira-kira gambaran pribadi seperti apakah yang kita harapkan akan muncul pada diri anak-anak kita setelah hal-hal di atas kita lakukan? Mudah-mudahan seperti yang ada dalam sepuluh poin target pendidikan Islam ini: Selamat aqidahnya, Benar ibadahnya, Kokoh akhlaqnya, Mempunyai kemampuan untuk mempunyai penghasilan, Jernih pemahamannya, Kuat jasmaninya, Dapat melawan hawa nafsunya sendiri, Teratur urusan-urusannya, Dapat menjaga waktu, Berguna bagi orang lain.
Insya Allah, Dia Akan Mengganjar kita dengan pahala terbaik, sesuai jerih payah kita, dan Semoga kita kelak bersama dikumpulkan di Negeri Abadi. Amin. Wallahua’lam, (SAN)Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-8754412842816928722013-05-01T00:46:00.000-07:002013-05-01T00:46:14.077-07:00MEMBESARKAN ANAK ALA IBNU SINA ( Bagian 2 )Mengenal harmoni
Bagi anak-anak di bawah usia enam tahun, menurut Ibnu Sina, amat memerlukan permainan. Olahraga dan musik merupakan komponen terpenting pada tahap ini.Menurut dia, ada beragam jenis olah raga yang membutuhkan kekuatan fisik, bisa juga ringan, lambat, bisa cepat, memadukan kekuatan dan kecepatan. Yang penting dari olahraga, katanya, bisa membuat anak menjadi rileks. Masing-masing jenis olah raga ini mempunyai tempatnya sendiri dan ada manfaatnya dalam kehidupan anak-anak.
<a href="http://myniceprofile.com/new-baby-69616.html" title="New Baby Comments Pictures"><img src="http://i.myniceprofile.com/696/69616.jpg" alt="New Baby Comments Pictures" border="0"></a><br><a href="http://myniceprofile.com/" title="New Baby Comments Pictures"></a>
<a name='more'></a>
Begitu pula musik. Pada usia di bawah enam tahun, Ibnu Sina berpendapat, anak penting belajar untuk merasakan harmoni dan musik yang sumbang, suara tinggi dan rendah, dan bagaimana semua itu bisa terjadi.
Untuk tahap primer usia 6-14 tahun, menurut Ibnu Sina, sampai pada pelajaran Alquran, belajar membaca dan menulis, mempelajari garis besar agama, dan belajar beberapa puisi Arab. Tapi, pakar ini juga tidak mengesampingkan kebutuhan fisik anak untuk bermain dan berolahraga. ''Bila sendi-sendi anak menguat, lidahnya fasih, dan ia siap untuk instruksi, pendengarannya penuh perhatian, ia mulai belajar Alquran, dan dipertunjukkan huruf alfabet dan diajarkan garis besar agama,'' katanya.
Anak, menurut dia, diajarkan untuk membawakan syair dan ayat yang puitis, karena lebih mudah diingat. Syair-syair itu menjelaskan perilaku baik dan berisi pelajaran, mencela kemalasan dan kebodohan, mendorong rasa hormat kepada orang tua, perilaku yang bisa diterima, keramahan terahdap tamu, dan standar modal yang tinggi. Ini artinya, puisi yang menurut Ibnu Sina diperkenalkan pada anak-anak usia ini adalah sastra dengan sebuah pesan pendidikan moral. Sebab, di sanalah, menurut dia, sumber kebahagiaan manusia.
Begitu anak lewat usia 14 tahun, kata Ibnu Sina, saatnya ia diarahkan untuk penjurusan pada prospek pekerjaannya di masa mendatang. Pendidikan ini bersifat terbuka, berlangsung seumur hidup. ''Begitu ia selesai belajar Alquran dan memahami bahasa, saat itu ia harus melihat pekerjaan yang cocok untuknya, dan ia harus diarahkan ke jalur ini.''
Saat itu, katanya, saat anak memilih: apakah ia ingin jalur teoretis atau teknis dan praktis dalam jalan hidupnya. Jadi ilmuwan atau jadi praktisi. Wassalam....Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-81411463554889263482013-05-01T00:38:00.002-07:002013-05-01T00:47:59.454-07:00MEMBESARAKAN ANAK ALA IBNU SINA (Bagian 1 )<a href="http://myniceprofile.com/new-baby-70068.html" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;" title="New Baby Comments Pictures"><img alt="New Baby Comments Pictures" border="0" height="200" src="http://i.myniceprofile.com/700/70068.gif" width="198" /></a>Meski terpisah seribu tahun lebih dari kita, Ibnu Sina mengembangkan metode pendidikan anak yang masih relevan dengan masa kini. Musik dan pendidikan anak? Ibnu Sina sudah hampir seribu tahun lalu melihat pentingnya bagi pertumbuhan anak. Ia melihatnya tak sekadar sebagai hiburan, tetapi berpengaruh pada perilaku halus anak kelak.
<br />
<a href="http://myniceprofile.com/" title="New Baby Comments Pictures"></a>
<a name='more'></a>Jangan heran mendengar pendapat itu. Orang selalu membicarakan Ibnu Sina berkaitan dengan ilmu kedokteran. Tetapi, sesungguhnya, ilmuwan Muslim kelahiran Bukhara pada 980 M ini punya kepedulian pada pengasuhan anak. Seperti pengasuhan modern, tokoh yang dijuluki 'pangeran pada dokter' ini tak menekankan pada kecerdasan intelektual semata.
Baginya, kesehatan moral, fisik, dan perilaku sama pentingnya bagi anak. Sebagai prinsip dasar, filsuf yang hidup di zaman dinasti Abbasiyah ini berpendapat, kekuatan mental menjadi motivator tubuh, perilaku manusia. Dalam pandangannya, moral yang menjadi bagian dari perilaku manusia itu diperoleh dari proses 'pembiasaan', 'imitasi', 'rasa takut' atau 'kebijaksanaan'. Itulah sebabnya, seperti para ahli pengasuhan modern, ia berpendapat keterampilan sosial di mana anak harus belajar bermain dalam kelompok dan juga proses belajar pun sebaiknya demikian.
Tahap pendidikan anak
Ibnu Sina memperhatikan perkembangan anak sejak kelahirannya. Secara garis besar, tokoh yang sejak usia 18 tahun sudah berpraktik sebagai dokter ini membagi anak dalam empat tahap. Pertama, tahap bayi, mulai lahir sampai berumur dua tahun. Kedua, usia 3-5 tahun. Ketiga, usia 6-14 tahun, dan keempat usia 14 tahun ke atas.Dalam Al Qanun, Ibnu Sina melihat tiga hal yang penting dalam perkembangan anak, yakni pendidikan moral, pengembangan fisik, dan citarasa serta perilakunya.
Untuk pendidikan moral, menurut dia, penting menjauhkan anak dari pengaruh buruk yang akan memengaruhi jiwa dan moralnya. Sementara pengembangan kesehatan fisik anak dilakukan dengan memberi kesempatan anak untuk bermain dan berolahraga. ''Ketika anak bangun dari tidur, yang terbaik untuknya adalah dimandikan, lalu biarkan dia bermain selama satu jam, lalu berikan sedikit makanan ... anak tak diizinkan minum langsung sesudah makan ...,'' katanya seperti dikutip dari Prospects: The Quarterly Review of Comparative Education ini.
Ia melihat anak usia 3-5 tahun sedang banyak-banyaknya membutuhkan kegiatan fisik ini. Permainan membentuk sebuah unsur penting dalam kehidupan anak pada tahap ini, di mana ia memerlukan beragam keterampilan fisik dan motorik. Anak juga belajar cara hidup dalam kelompok dan mengambil keuntungan di dalamnya.Pada bagian lain, Ibnu Sina berpendapat, cita rasa anak dipupuk sejak bayi. Sebagai ahli musik, ia menganggap penting bagi anak untuk mendengarkan musik sejak dalam ayunan hingga tidurnya. Begitu juga puisi sederhana dengan rima sederhana. Semua ini tak hanya menghibur anak, tetapi sekaligus mendorongnya untuk menghargai kebajikan.
Menurut Ibnu Sina, begitu memasuki usia 6 tahun, anak mulai beralih dari permainan bersifat fisik kepada pelajaran yang terorganisasi. ''Sampai (anak) berumur 14 tahun, mereka harus secara bertahap mengurangi kegiatan fisiknya,'' katanya.Saat belajar terstruktur itu, ia menyarankan anak belajar bersama anak-anak lain. Dengan begitu, menurut dia, anak akan saling belajar di antara mereka. ''Bila seorang anak berduaan saja dengan gurunya, akan kurang memuaskan bagi mereka berdua, jika pendidik bergerak dari satu murid ke murid lain, risiko kebosanan berkurang, kecepatan aktivitas bertambah dan anak menjadi lebih bersemangat belajar dan berhasil.''
Begitu anak melewati usia 14 tahun, Ibnu Sina melihat pentingnya belajar yang terspesialisasi. Dalam spesialisasi ini, anak sudah mengarah pada pendidikan yang menuju pekerjaannya atau pilihan profesinya di masa mendatang. Tentu saja, katanya, spesialisasi itu sesuai dengan kecenderungan dan minat anak. Arah spesialisasi itu, katanya, dapat diamati dari bukti langsung perilaku anak. Ibnu Sina mengakui sulitnya pengamatan ini. ''Pilihan ini dan ketepatannya tidaklah jelas. Dan, terlalu tipis untuk ditimbang atau diidentifikasi, jadi hanya Yang Mahakuasalah yang mengetahuinya,'' katanya. bersambung.......Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-48034156128579506502013-05-01T00:10:00.000-07:002013-05-01T00:10:50.449-07:00ANAK ADALAH AMANAT DARI ALLAH SWT<a title="New Baby Comments Pictures" href="http://myniceprofile.com/new-baby-16884.html"><img alt="New Baby Comments Pictures" src="http://i.myniceprofile.com/168/16884.gif" border="0" /></a>
Allah telah memberikan amanah yang sangat besar di dalam kehidupan kita. Dimana amanah tersebut seharusnya kita tunaikan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Nya. Amanat tersebut berupa anak yang telah diberikan kepada kita, kita telah diperintahkan untuk melepaskan diri, keluarga, dan termasuk anak kita dari api neraka jahannam.
<a name='more'></a>
“Wahai orang orang yang beriman jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, padanya ada malaikat yang kasar, mereka tidaklah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka.” Allah telah menjadikan kita sebagai pemimpin bagi keluarga kita, yang tentunya kita juga akan dimintai pertanggung jawaban. Maka seharusnya suami dan istri saling bekerjasama dalam membina keluarga, karena masing-masing akan dimintai pertanggung-jawaban.
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggung-jawaban, maka seorang imam adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban, dan seorang suami adalah pemimpin keluarganya dan akan dimintai pertanggung-jawaban, dan seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya dan akan dimintai pertanggung-jawaban, dan seorang budak adalah pemimpin pada harta majikannya dan akan dimintai pertanggung-jawaban, maka ketahuilah bahwa setiap diri kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung-jawaban.” “Allah telah mewasiatkan di dalam perkara anak-anak kalian”
Maka orang tua hendaknya bertanggung jawab terhadap keluarga dan keturunannnya, jangan sampai dia dan keturunannnya mendapatkan kemurkaan dari Allah. Maka hendaknya pemimpin keluarga memberikan pelajaran agama yang baik kepada anak keturunannya agar mereka dapat menjadi anak yang shalih. Rasulullah bersabda dalam hadits Ibnu Abbas dalam riwayat Tarmidzi
“Wahai anak kecil, sesungguhnya aku mengajari engkau beberapa kalimat, jagalah Allah maka Allah akan menjagamu, jagalah Allah maka engkau akan mendapatkan Allah di hadapanmu, apabila engkau meminta maka mintalah kepada Allah, apabila engkau memohon pertolongan maka mintalah kepada Allah”
Dalam hadits ini menunjukkan perhatian beliau yang besar dalam mendidik anak kaum muslimin. Terlebih bagi mereka yang telah menjadi kepala keluarga, wajib bagi mereka mengajarkan agama Allah baik berupa tauhid, akhlaq, adab, dsb karena semuanya adalah tanggung jawab dari orang tua. Saat rasulullah melihat seorang anak kecil yang makan dengan adab yang jelek, maka beliau bersabda
“Wahai anak kecil, apabila engkau makan maka bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu, makanlah mulai dari yang dekat denganmu.”
Demikianlah Rasulullah memberikan pelajaran kepada anak-anak kaum muslimin dengan pelajaran yang diperintahkan oleh Allah. Sebelum datang suatu hari yang menghancurkan dunia ini, hari dimana seseorang akan lari dari saudaranya sendiri, dari bapak dan ibunya, dan dari istri dan anak-anaknya. Pada hari inilah kita mempertanggung jawabkan kehidupan kita di dunia, kita tidak bisa lagi mendidik anak-anak kita karena kesempatan tersebut hanya di dunia saja. Pendidikan anak-anak perlu kita perhatikan karena merekalah kebahagiaan atau kesedihan bagi kita.
“Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian adalah fitnah”
Karena itu disamping kita mendidik dan mengarahkan anak-anak kita kepada Islam, tentunya kita tetap menyerahkan hasilnya kepada Allah. Karena yang dapat memberikan hidayah hanyalah Allah. Allah yang akan menentukan mereka mendapat petunjuk atau menjadi tersesat.
Ketika Nabi Isa baru lahir dan ditanya oleh Bani Israil, maka Nabi Isa menjawab, “sesungguhnya aku adalah hamba Allah, Allah yang telah memberikan kepadaku Al Kitab dan menjadikan aku sebagai Nabi. Dan menjadikan aku diberkahi dimanapun aku berada, dan Allah yang mewasiatkan kepadaku untuk menegakkan shalat dan zakat selama aku masih hidup.”
Kemudian dari pernyataan Nabi Isa tersebut dapat kita ketahui bahwa Allah-lah yang telah menjadikan beliau sebagai orang yang shalih, sebagai seorang Nabi, dan sebagai orang yang menerima kitab suci. Kemudian perkataan Nabi Isa yang lainnya: “Dan Allah yang telah menjadikan aku sebagai anak yang berbakti kepada orang tuaku dan tidak menjadikan aku sebagai orang yang keras dan kasar.”
Maka apabila kita mengetahui hal ini seharusnya kita berusaha sebaik-baiknya, memohon pertolongan kepada Allah, agar anak keturunan kita dapat menjadi generasi yang shalih. Pertolongan dari Allah kita perlukan karena hidayah itu hanya datang dari Allah, bahkan Nabi Nuh tidak dapat memberikan hidayah kepada anaknya. Berkata Nabi Nuh terhadap anaknya, “Wahai Anakku, marilah berlayar bersamaku, dan janganlah kamu bersama orang yang kafir”, jawab anaknya, “Aku akan berlindung ke puncak gunung yang dapat menjauhkan aku dari air”. Nabi Nuh berkata, “Pada hari ini tidak ada yang dapat terjaga dari perintah Allah kecuali yang disayangi oleh Allah. Wahai Rabbku sesungguhnya anakku adalah termasuk dari keluargaku, dan sesungguhnya janjimu adalah benar dan engkau adalah Dzat yang maha bijaksana”, jawab Allah, “Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk dari keluargamu, karena dia beramal yang tidak baik. Maka jangan engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang engkau tidak memiliki ilmu di dalamnya, sesungguhnya Aku mengingatkanmu agar engkau tidak termasuk orang-orang yang bodoh”, jawab Nabi Nuh, “Wahai Rabbku, kalau seandainya engkau tidak mengampuni dan dan menyanyangi aku maka benar benar aku akan menjadi orang orang yang merugi.”
Akan tetapi seorang anak yang shalih dapat menjadi sebuah permata yang sangat indah. Seperti Nabi Ismail terhadap Nabi Ibrahim, ketika Nabi Ibrahim berkata, “Wahai Anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu, bagaimana pendapatmu? Wahai Bapakku, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, dan niscaya engkau akan mendapatiku termasuk orang orang yang bersabar.”
Lihatlah bagaimana jawaban dari anak yang shalih kepada bapak yang shalih, padahal mereka berdua diperintahkan untuk mengerjakan suatu hal yang sangat berat. Demikianlah kisah dari keluarga yang shalih, apabila seorang anak telah dijadikan sebagai seorang yang shalih oleh Allah, maka hal tersebut mungkin akan menjadi sebab baiknya kedua orang tuanya, tetapi apabila anak tersebut jelek, mungkin hal tersebut akan menjadi sebab kekafiran kedua orang tuanya.
Sebagaimana Allah telah mengingatkan kita dalam kisah Nabi Khidr dan Nabi Musa. Ketika Allah memerintahkan Nabi Khidr untuk membunuh seorang anak kecil, kemudian nabi Musa berkata, “Kenapa engkau membunuh seorang jiwa padahal dia tidak membunuh jiwa yang lain ?, sungguh Engkau telah melakukan sesuatu yang mungkar”, jawab Nabi Khidr, “Bukankah sudah aku katakan bahwa Engkau tidak akan mampu bersabar bersamaku ?”.
Kemudian di akhir kisah Nabi Khidr menjelaskan alasannya. Beliau melakukan hal tersebut karena anak kecil yang beliau bunuh sesungguhnya memiliki dua orang tua yang shalih. Dan beliau takut anak tersebut akan memaksa kedua orang tuanya menuju kekafiran, maka beliau ingin agar Allah memberikan ganti anak yang lebih shalih dan lebih penyayang kepada kedua orang tuanya.
Pada ayat ini disebutkan bahwa seorang anak dapat menjadi sebab kekafiran kedua orang tuanya. Maka anak adalah jaminan terhadap kelurusan agama kita, oleh karena itu barang siapa yang ingin istiqomah di dalam agama ini, maka hendaknya dia mendidik anaknya dengan keshalihan, karena hal tersebut diharapkan menjadi penyebab Allah memberikan kebaikan kepada kedua orang tuanya.
Dan termasuk kebiasaan orang yang shalih adalah berdoa agar keturunannya diperbaiki agamanya. “Wahai Rabb kami, berikanlah kepada kami dari istri dan anak sebagai pelembut dan penenang jiwa kami. Dan jadikanlah kami semua (suami, istri dan anak) sebagai pemuka orang yang bertakwa.”
Rasulullah mendoakan Hasan dan Usamah bin Zaid dalam hadits riwayat imam Bukhari, “Ya Allah, sesunggguhnya aku mencintai keduanya, maka cintailah kedua anak ini.”
Demikian pula doa beliau terhadap Abdullah bin Jafar, “Ya Allah, jadikanlah pada keluarga Jafar kebaikan, dan berkahilah Abdullah pada tangan kanannya.” “Ya Allah, berilah kepada Anas bin Malik harta dan anak yang banyak, dan berkahilah kepada yang engkau berikan kepada mereka.” Dan doa beliau terhadap Abdullah bin Abbas, “Ya allah pahamkanlah dia dengan agama, dan pahamkanlah dia dengan tafsir.”
Dan termasuk hal yang harus kita perhatikan dalam pendidikan anak kita adalah jangan sampai kita mengeluarkan suatu ucapan yang jelek, bagaimanapun keadaan kita. Ketika Rasulullah mendengar seseorang melaknat untanya, maka Rasulullah bertanya kepada sahabatnya, “Siapa yang tadi melaknat ?, saya, turunlah engkau dari untamu, jangan engkau menyertai kami dengan sesuatu yang telah dilaknat, janganlah kalian mendoakan keburukan bagi diri diri kalian, anak-anak, dan harta kalian, jangan sampai ketika kalian berdoa kejelekan tersebut bertepatan dengan waktu yang Allah mengabulkan doa tersebutAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7800246971599010335.post-45264321765799388492013-04-30T17:01:00.001-07:002013-05-01T02:16:14.614-07:00<a href="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/575064_138681346265849_1034853247_n.jpg"><img alt="575064_138681346265849_1034853247_n" class=" wp-image-4 alignleft" height="169" src="http://minunolsatusuradadi.files.wordpress.com/2013/04/575064_138681346265849_1034853247_n.jpg?w=300" width="180" /></a>
<br />
<div style="text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: left;">
<b><span style="font-family: "Trebuchet MS", sans-serif;"><i><span style="color: lime;">SELAMAT DATANG DI BLOGSPOT MINU 01 SURADADI</span></i></span></b><br />
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: left;">
<i><b><span style="color: purple;">VI SI :</span> </b> </i> <i><span style="font-family: "Helvetica Neue", Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="color: blue;">MEWUJUDKAN GENERSI YANG BERIMAN,BERTAQWA,BERILMU AMALIYAH DAN BERAKHLAKUL KARIMAH.</span></span></i></div>
<div style="text-align: left;">
<i><b><span style="color: purple;">MISI :</span></b></i></div>
<div style="text-align: left;">
• <span style="font-family: "Helvetica Neue", Arial, Helvetica, sans-serif;"><i><span style="color: #b45f06;">MENINGKATKAN KEIMANAN DAN KETAQWAAN KEPADA ALLAH.
• MEWUJUDKAN GENERASI YANG BERPRESTASI DALAM IMTAQ DAN IPTEK.
• MAMPU MENGAPLIKASIKAN IMTAQ DAN IPTEK DALAM KEHIDUPAN.
• MEMBINA AGAR MENJADI MANUSIAYANG BERGUNA,BERKEPRIBADIAN BAIK DAN BERBUDI LUHUR.</span></i></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/06590212782066559141noreply@blogger.com0